Perpisahan yang sungguh berat,
terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena
hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata,
tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat
merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak
pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan
mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa
wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya
lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan
tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante
U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan
tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk
mengatur kencan kami.
Keesokan harinya, mama Dian
menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku,
ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera
menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya
ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku
kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari
genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan
tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang
bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk
tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus
mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku
berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak
masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi
gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama
Dian sampai pada puncak kepuasan.
Berapa saat kemudian kuganti
posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang
dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang
badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan
pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk
penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin
menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin
keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar
lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk
tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar